Kamis, 11 April 2013

INDUSTRI MINYAK ATSIRI


Nama               : Rangga Hisekel Purba
Nim                 : 101201167
Kelas               : HUT 6 D

INDUSTRI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SAESAE (Gaultheria leucocarpa)

LATAR BELAKANG MASALAH
           
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae).
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak atsiri merupakan zat aromatik yang dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak atsiri mempunyai banyak manfaat dan telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu hingga sekarang. Minyak atsiri memiliki banyak kegunaan, namun secara umum minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan seperti obat masuk angin yang sekarang lebih lazim disebut dengan istilah minyak telon. Bahkan sejak zaman dahulu minyak atsiri yang berasal dari tanaman tertentu banyak dimanfaatkan sebagai bahan aromatik/penyedap rasa dalam masakan, bahan pewarna, bahan pengawet dan bahan yang digunakan dalam kegiatan terapi.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/10/analisis-minyak-atsiri.jpg
Gambar : Minyak Atsiri Dari Saesae
Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang merupakan salah satu negara dengan tingkat biodiversity yang sangat tinggi. Dengan keragaman tanaman yang ada di Indonesia menghasilkan tanaman yang beragam yang sangat berpeluang untuk dikembangkan termasuk salah satunya adalah tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri Indonesia merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai kualitas yang sangat baik dan juga salah satu pengeksport minyak atsiri terbesar di dunia. Tercatat pada tehun 1960-an sampai dengan tahun 1980-an Indonesia merupakan salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia bahkan menguasai pasar minyak atsiri dunia. Namun, pada era 90-an posisi sebagai penghasil minyak atsiri nomor satu dunia tersebut beralih kepada negara tetangga Asean, seperti Malaysia, Thailand, dan yang lainnya.
Dengan semakin banyaknya fungsi dan kegunaan minyak atsiri, maka Indonesia berpeluang kembali menjadi penguasa pasar minyak atsiri dunia. Dengan digalakkannya program “Back to nature” oleh para ilmuwan maka pemanfaatan minyak atsiri akan lebih luas cakupannya. Tercatat bahwa sejak era 60-an Amerika dan Eropa merupakan sasaran utama pemasaran minyak atsiri Indonesia dimana lebih dari 60% dari hasil produksi minyak atsiri Indonesia dipasarkan diwilayah tersebut. Negara-negara timur tengah juga merupakan salah satu sasaran pasar minyak atsiri Indonesia. Pada era sekarang ini minyak atsiri semakin banyak digunakan, seperti bahan pengikat aroma pada parfum, bahan pengawet barang-barang yang eksotik, sampai bahan yang digunakan sebagai bahan aroma terapi yang sekarang ini sangat populer di dunia sebagai alternatif pengobatan.
Melihat kembali peluang dalam pasaran minyak atsiri, masih banyak tanaman penghasil minyak atsiri yang hanya dimanfaatkan secara tradisional dan hanya dimanfaatkan sebagai obat kampung yang dianggap masih kolot dan kurang diperhatikan. Padahal, jika diusahakan dalam skala industri dan dengan berbagai pengolahan tertentu belum tentu kualitas minyak atsiri tersebut kalah. Dengan melihat kembali pada peluang pasar minyak atsiri dunia, dengan keragaman tumbuhan penghasil tanaman minyak atsiri di Indonesia, akan sangat memungkinkan produk minyak atsiri Indonesia kembali menjadi penguasa pasar dunia.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Bjergte.
Gambar : Tanaman Saesae (Gaultheria leucocarpa)
Dalam industri minyak atsiri, para pelaku usaha sering terbentur dalam masalah produksi minyak atsiri itu sendiri, yaitu pengolahan minyak atsiri berupa pengekstraksian kandungan minyak atsiri itu sendiri dari dalam tanaman yang tentunya membutuhkan keahlian dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang memadai. Pegolahan minyak atsiri selalu berkembang yaitu yang berawal dari pengolahan secara tradisional hingga pengolahan yang modren. Pengolahan yang tredisional dilakukan dengan cara pengukusan bagian tumbuhan berupa daun yang telah dipetik selanjutnya digunakan secara langsung, sehingga dalam pengelolaannya masih sebatas untuk alasan tertentu. Pada masa sekarang ini pengolahan sudah mengalami kemajuan. Pengolahan tidak lagi secara tradisional melainkan dengan cara modren yaitu sering disebut dengan “Ekstraksi minyak atsiri”. Proses ini sangat sederhana yaitu dimulai dengan pegaliran uap panas yang akan melewati daun tanaman dan akan menguapkan kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bahan. Selanjutnya uap tersebut akan melewati pendingin yang akan mengubah uap tersebut ke dalam bentuk cairan, dengan demikian hasil minyak atsiri akan diperoleh selanjutnya akan diolah dalam berbagai produk yang siap dipasarkan.
Dalam industri minyak atsiri, perbedaan kualitas akan sangat mempengaruhi pada pemasaran itu sendiri dan tentunya pada selera pilihan masyarakat. Bagaimana perbedaan kualitas akan mempengaruhi selera masyarakat terhadap penggunaan produk dari minyak atsiri itu sendiri.

GAMBARAN UMUM INDUSTRI
Industri minyak atsiri merupakan industri yang sangat menjanjikan dan memilki prospek  kedepan yang menjanjikan. Dalam perkembangannya, minyak atsiri selalu mengalami perkembangan kegunaan yang mengakibatkan kebutuhan  dan pemanfaatan akan minyak atsiri selalu meningkat dari masa ke masa. Tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia sudah mengalami perkembangan dalam penyediaan bahan baku. Dahulu dengan cara memanen tanaman yang tersedia di alam. Berbeda dengan masa sekarang yang sudah mengalami pembudidayaan, namun akibat pembudidayaan tersebut tanaman penghasil minyak atsiri yang diusahakan hanya satu jenis tertentu dan menghasilkan berbagai produk yang cenderung memiliki kesamaan. Dalam perkembangannya, berdasarkan prinsip ekonomi yang lazim dipakai dipasaran yang bahwa konsumen tidak akan pernah puas dalam pemakaian dan kualitas suatu barang yang digunakan maupun yang tersedia.
Saesae (Gaultheria leucocarpa) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang belum berkembang dan sangat potensial untuk dikembangkan, pemanfaatan saesae sendiri masih sangat tradisional dan hanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Dalam pemanfaatannya saesae dimanfaatkan sebagai obat penghangat bagi orang yang mengalami demam. Cara pengolahannya sendiri masih sangat tradisional yaitu dengan cara dimasak bersama dengan air mendidih selama beberapa jam sampai minyak atsiri pada tanaman itu bercampur dengan air, air tersebut akan digunakan sebagai obat.
Perkembangan teknologi telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan minyak atsiri dari tanaman saesae menjadi lebih luas. Minyak atsiri yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Tanaman saesae terdapat didaerah samosir, tanaman ini tumbuh dengan keadaan lngkungan tertentu yang mendukung. Pertumbuhan tanaman ini cukup tinggi didaerah samosir yang menyebabkan tanaman ini sangat mudah dijumpai dan memungkinkan untuk pemanfaatan untuk skala industri kecil. Dengan adanya, program ini maka akan lebih membuka wawasan akan industri baru minyak atsiri yang berasal dari saesae.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar