Nama : Rangga Hisekel Purba
Nim : 101201167
Kelas : HUT 6 D
INDUSTRI MINYAK ATSIRI DARI TANAMAN SAESAE (Gaultheria leucocarpa)
LATAR
BELAKANG MASALAH
Minyak
atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah
menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau dari
tanaman asalnya. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk
mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna
gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan
sejuk (Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak
atsiri terkandung dalam berbagai organ, seperti didalam rambut kelenjar (pada
famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (misalnya famili Piperaceae), di
dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae).
Minyak
atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma akibat adanya peruraian
lapisan resin dari dinding sel atau oleh hidrolisis dari glikosida tertentu
(Gunawan & Mulyani, 2004).
Minyak
atsiri merupakan zat aromatik yang dihasilkan oleh tumbuhan. Minyak atsiri
mempunyai banyak manfaat dan telah dimanfaatkan oleh nenek moyang kita sejak
zaman dahulu hingga sekarang. Minyak atsiri memiliki banyak kegunaan, namun
secara umum minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan seperti
obat masuk angin yang sekarang lebih lazim disebut dengan istilah minyak telon.
Bahkan sejak zaman dahulu minyak atsiri yang berasal dari tanaman tertentu
banyak dimanfaatkan sebagai bahan aromatik/penyedap rasa dalam masakan, bahan
pewarna, bahan pengawet dan bahan yang digunakan dalam kegiatan terapi.
![http://www.chem-is-try.org/wp-content/uploads/2009/10/analisis-minyak-atsiri.jpg](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZIONET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image002.jpg)
Gambar : Minyak Atsiri Dari Saesae
Bangsa
Indonesia dikenal sebagai negara tropis yang merupakan salah satu negara dengan
tingkat biodiversity yang sangat tinggi. Dengan keragaman tanaman yang ada di
Indonesia menghasilkan tanaman yang beragam yang sangat berpeluang untuk
dikembangkan termasuk salah satunya adalah tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak
atsiri Indonesia merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai kualitas
yang sangat baik dan juga salah satu pengeksport minyak atsiri terbesar di
dunia. Tercatat pada tehun 1960-an sampai dengan tahun 1980-an Indonesia
merupakan salah satu penghasil minyak atsiri terbesar di dunia bahkan menguasai
pasar minyak atsiri dunia. Namun, pada era 90-an posisi sebagai penghasil
minyak atsiri nomor satu dunia tersebut beralih kepada negara tetangga Asean,
seperti Malaysia, Thailand,
dan yang lainnya.
Dengan
semakin banyaknya fungsi dan kegunaan minyak atsiri, maka Indonesia berpeluang
kembali menjadi penguasa pasar minyak atsiri dunia. Dengan digalakkannya
program “Back to nature” oleh para ilmuwan
maka pemanfaatan minyak atsiri akan lebih luas cakupannya. Tercatat bahwa sejak
era 60-an Amerika dan Eropa merupakan sasaran utama pemasaran minyak atsiri
Indonesia dimana lebih dari 60% dari hasil produksi minyak atsiri Indonesia
dipasarkan diwilayah tersebut. Negara-negara timur tengah juga merupakan salah
satu sasaran pasar minyak atsiri Indonesia. Pada era sekarang ini minyak atsiri
semakin banyak digunakan, seperti bahan pengikat aroma pada parfum, bahan
pengawet barang-barang yang eksotik, sampai bahan yang digunakan sebagai bahan
aroma terapi yang sekarang ini sangat populer di dunia sebagai alternatif
pengobatan.
Melihat
kembali peluang dalam pasaran minyak atsiri, masih banyak tanaman penghasil
minyak atsiri yang hanya dimanfaatkan secara tradisional dan hanya dimanfaatkan
sebagai obat kampung yang dianggap masih kolot dan kurang diperhatikan.
Padahal, jika diusahakan dalam skala industri dan dengan berbagai pengolahan
tertentu belum tentu kualitas minyak atsiri tersebut kalah. Dengan melihat
kembali pada peluang pasar minyak atsiri dunia, dengan keragaman tumbuhan
penghasil tanaman minyak atsiri di Indonesia, akan sangat memungkinkan produk minyak
atsiri Indonesia kembali menjadi penguasa pasar dunia.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
![Bjergte.](file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CZIONET%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_image003.jpg)
Gambar : Tanaman Saesae (Gaultheria leucocarpa)
Dalam
industri minyak atsiri, para pelaku usaha sering terbentur dalam masalah
produksi minyak atsiri itu sendiri, yaitu pengolahan minyak atsiri berupa
pengekstraksian kandungan minyak atsiri itu sendiri dari dalam tanaman yang
tentunya membutuhkan keahlian dan keterampilan serta ilmu pengetahuan yang memadai.
Pegolahan minyak atsiri selalu berkembang yaitu yang berawal dari pengolahan
secara tradisional hingga pengolahan yang modren. Pengolahan yang tredisional
dilakukan dengan cara pengukusan bagian tumbuhan berupa daun yang telah dipetik
selanjutnya digunakan secara langsung, sehingga dalam pengelolaannya masih
sebatas untuk alasan tertentu. Pada masa sekarang ini pengolahan sudah
mengalami kemajuan. Pengolahan tidak lagi secara tradisional melainkan dengan
cara modren yaitu sering disebut dengan “Ekstraksi minyak atsiri”. Proses ini
sangat sederhana yaitu dimulai dengan pegaliran uap panas yang akan melewati
daun tanaman dan akan menguapkan kandungan minyak atsiri yang terdapat pada
bahan. Selanjutnya uap tersebut akan melewati pendingin yang akan mengubah uap
tersebut ke dalam bentuk cairan, dengan demikian hasil minyak atsiri akan
diperoleh selanjutnya akan diolah dalam berbagai produk yang siap dipasarkan.
Dalam
industri minyak atsiri, perbedaan kualitas akan sangat mempengaruhi pada
pemasaran itu sendiri dan tentunya pada selera pilihan masyarakat. Bagaimana
perbedaan kualitas akan mempengaruhi selera masyarakat terhadap penggunaan
produk dari minyak atsiri itu sendiri.
GAMBARAN
UMUM INDUSTRI
Industri
minyak atsiri merupakan industri yang sangat menjanjikan dan memilki prospek kedepan yang menjanjikan. Dalam
perkembangannya, minyak atsiri selalu mengalami perkembangan kegunaan yang
mengakibatkan kebutuhan dan pemanfaatan akan
minyak atsiri selalu meningkat dari masa ke masa. Tanaman penghasil minyak
atsiri di Indonesia sudah mengalami perkembangan dalam penyediaan bahan baku.
Dahulu dengan cara memanen tanaman yang tersedia di alam. Berbeda dengan masa
sekarang yang sudah mengalami pembudidayaan, namun akibat pembudidayaan
tersebut tanaman penghasil minyak atsiri yang diusahakan hanya satu jenis
tertentu dan menghasilkan berbagai produk yang cenderung memiliki kesamaan.
Dalam perkembangannya, berdasarkan prinsip ekonomi yang lazim dipakai dipasaran
yang bahwa konsumen tidak akan pernah puas dalam pemakaian dan kualitas suatu
barang yang digunakan maupun yang tersedia.
Saesae
(Gaultheria leucocarpa) merupakan
salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang belum berkembang dan sangat
potensial untuk dikembangkan, pemanfaatan saesae sendiri masih sangat
tradisional dan hanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Dalam pemanfaatannya
saesae dimanfaatkan sebagai obat penghangat bagi orang yang mengalami demam.
Cara pengolahannya sendiri masih sangat tradisional yaitu dengan cara dimasak
bersama dengan air mendidih selama beberapa jam sampai minyak atsiri pada
tanaman itu bercampur dengan air, air tersebut akan digunakan sebagai obat.
Perkembangan
teknologi telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan minyak atsiri dari
tanaman saesae menjadi lebih luas. Minyak atsiri yang dihasilkan dapat lebih
berkualitas. Tanaman saesae terdapat didaerah samosir, tanaman ini tumbuh
dengan keadaan lngkungan tertentu yang mendukung. Pertumbuhan tanaman ini cukup
tinggi didaerah samosir yang menyebabkan tanaman ini sangat mudah dijumpai dan
memungkinkan untuk pemanfaatan untuk skala industri kecil. Dengan adanya,
program ini maka akan lebih membuka wawasan akan industri baru minyak atsiri
yang berasal dari saesae.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar